Ada kalanya kesendirian itu meneduhkan
Ada kalanya kesendirian adalah suatu pilihan, atau bahkan pelarian
Ada juga kesendirian yang dibuahkan oleh keadaan
Malam ini Pengembara Jiwa ini sedang tidak ingin sendiri ….
Lelah sudah hanya berteman harap yang sayangnya hanya sejauh mimpi
Raga ini inginkan seseorang untuk berbagi,
Tempat muntahkan semua rasa yang menggerogoti isi kepala
Jiwa ini rindukan hati untuk berlambuh,
Tempat menambatkan segala asa yang inginnya menjadi nyata
Harus sejauh mana kaki ini harus menapak?
Berapa lama lagi harus melangkah dalam kegelapan dan meraba dalam keraguan?
Kemana perginya pelita yang dulu sempat menjadi penerang jiwa?
Mengapa seakan jalan ini tak berujung, dan semakin menyeretku kedalam penantian panjang akan arah dan tujuan? Kemana Pengembara ini harus mengakhiri pencariannya?
Wahai Pemilik Kehidupan,
Jangan biarkan Pengembara ini kembali tersesat dalam rasa kehilangan yang mematikan
Dan jangan biarkan rasa sakit menjadi kesudahannya ….
Awal, akhir …
Tawa, tangis …
Cinta, benci …
Isi, kosong …
Benar, salah …
Banyak pergulatan, pertentangan, penyangkalan dan berakhir dengan penyesalan …
Andai waktu bisa terulang,
Ingin rasanya menghapus semua kebodohan, dan menggantinya dengan kebijaksanaan
Dan jika saja tangan ini mampu,
ingin rasanya menorehkan kembali warna putih diatas kanvas kehidupan yang kini suram warnanya ..
"… Hitam, samar dan berbayang …"
Kadangkala seorang pengembara kehidupan juga lelah hidup dalam kesendirian
Muak dengan segala ketiadaan
Jenuh dengan segala yang terasakan
Tersakiti oleh keadaan, melenguh dalam keterkoyakan dan terhempas dalam kehampaan
Sang waktu terus bergulir,
Seakan tidak memberi kesempatan kepada sang pengembara untuk sejenak menyingkir
Dan membiarkan waktu sejenak berhenti berdetak
Dunia pengembara ini hanya penuh dengan segala ‘persinggahan’,
tanpa ada satu tempat pasti untuk berpijak untuk mulai merangkai masa depan …
Sungguh sayang …
Ada kalanya kesendirian adalah suatu pilihan, atau bahkan pelarian
Ada juga kesendirian yang dibuahkan oleh keadaan
Malam ini Pengembara Jiwa ini sedang tidak ingin sendiri ….
Lelah sudah hanya berteman harap yang sayangnya hanya sejauh mimpi
Raga ini inginkan seseorang untuk berbagi,
Tempat muntahkan semua rasa yang menggerogoti isi kepala
Jiwa ini rindukan hati untuk berlambuh,
Tempat menambatkan segala asa yang inginnya menjadi nyata
Harus sejauh mana kaki ini harus menapak?
Berapa lama lagi harus melangkah dalam kegelapan dan meraba dalam keraguan?
Kemana perginya pelita yang dulu sempat menjadi penerang jiwa?
Mengapa seakan jalan ini tak berujung, dan semakin menyeretku kedalam penantian panjang akan arah dan tujuan? Kemana Pengembara ini harus mengakhiri pencariannya?
Wahai Pemilik Kehidupan,
Jangan biarkan Pengembara ini kembali tersesat dalam rasa kehilangan yang mematikan
Dan jangan biarkan rasa sakit menjadi kesudahannya ….
Awal, akhir …
Tawa, tangis …
Cinta, benci …
Isi, kosong …
Benar, salah …
Banyak pergulatan, pertentangan, penyangkalan dan berakhir dengan penyesalan …
Andai waktu bisa terulang,
Ingin rasanya menghapus semua kebodohan, dan menggantinya dengan kebijaksanaan
Dan jika saja tangan ini mampu,
ingin rasanya menorehkan kembali warna putih diatas kanvas kehidupan yang kini suram warnanya ..
"… Hitam, samar dan berbayang …"
Kadangkala seorang pengembara kehidupan juga lelah hidup dalam kesendirian
Muak dengan segala ketiadaan
Jenuh dengan segala yang terasakan
Tersakiti oleh keadaan, melenguh dalam keterkoyakan dan terhempas dalam kehampaan
Sang waktu terus bergulir,
Seakan tidak memberi kesempatan kepada sang pengembara untuk sejenak menyingkir
Dan membiarkan waktu sejenak berhenti berdetak
Dunia pengembara ini hanya penuh dengan segala ‘persinggahan’,
tanpa ada satu tempat pasti untuk berpijak untuk mulai merangkai masa depan …
Sungguh sayang …
No comments:
Post a Comment