You'll Know Me As...

My photo
Jakarta, Indonesia
Founder of @ProjekMimpi - a reality book and workshop project. Founder of @LenteraMahadaya - a non profit organization for Muallaf / Muslim convert Proud owner of Love Actually Planner @LA_Planner + @Lady Mosh Invaders [Rockin' clothing line for hijabers] @LadyMoshInvader - Twinkle Twinkle(band) Manager @thetwinkstars. Media / Promotion Manager of @KitchenDeath gothic band Jakarta - a rebel. a lover. a dreamer. a believer. a fighter. lately a muallaf. loves writing fiksimini and blogging. an ordinary someone with XTRAordinary dreams. a proud SINGLE mother of one adorable metalhead son \m/ .that i can be a bitch most of the times [err in a positive way I suppose?] .hopelessly romantic ordinary woman - LOOKING FOR that special someone to fill in the 'gap' and help making me whole; again -

My Blah..Blah...Blah...

Friday, October 14, 2011

Bukan Lagi Dua, Melainkan Satu

Setelah sekian lama absen menjentikkan jari bercerita dan meramu kata di halaman penuh makna (*tsah*) akibat menumpuknya jadwal kerja yang menggila, akhirnya sukses juga saya mendaratkan diri saya di lantai dua sebuah warnet di dekat kos tercinta.
Memang bukan tempat favorit buat nge-blogging sih secara saya harus beradu dengan rentetan suara yang memecah gendang telinga - ya pekikan kegirangan (malah kadang kemarahan) para gamer - juga backsound yang ngga kalah serunya dari playlist yang entah dari negara antah berantah mana referensinya.
Belum lagi sempat mencoba untuk sedikit menggeliatkan jemari di atas tuts yang menanti untuk 'disetubuhi', saya masih harus membagi otak saya dengan ribuan desibel suara yang menggelitik, memancing hasrat untuk melontarkan teriakan "BERISIK!"
Ya, bukan salah warnet-nya sih, salah saya juga kenapa memilih untuk menghabiskan sisa waktu saya disini.

Well anyway, setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, termasuk mencoba menyabarkan diri dengan tampilan layar yang bergoyang-goyang dan mouse yang kurang kooperatif, sukses juga saya menyelesaikan setidaknya paragraf awal dari cerita yang entah akan bermuara dimana.

Ini kali kedua, saya dan #dia duduk bersama (walaupun agak jauh letaknya) untuk sekedar berbagi bahagia atas hari yang baru dilalui berdua.Sudah hampir bulan kedua sejak awal bertegur sapa hingga akhirnya mengambil keputusan besar untuk saling mengisi halaman demi halaman buku kehidupan kami.
Buat saya, ini adalah salah satu dari sekian keputusan-keputusan terbaik yang saya ambil di tahun ini, mendekati penghujung tahun. Boleh jadi ini adalah titik balik untuk saya setelah berulang kali jungkir balik dan nyaris terdampar di titik nadir. Kehadiran #dia membuat saya lebih mensyukuri kesederhanaan dalam hidup yang istimewanya bisa terasa begitu 'mewah' ketika diujicoba. Sedikit banyak saya belajar untuk melerai benang-benang kusut yang belakangan rajin berlari-larian menyumbat aliran darah di kepala - dan memintalnya menjadi sebuah karya indah yang menyenangkan untuk dipandang mata.
Esensi hidup pada hakikatnya adalah membuat manusia berjalan selangkah lebih maju dari hari sebelumnya - karena tentunya hidup tidak berjalan mundur, bukan? Dengan #dia, kebiasaan lama saya yang sering membubuhkan tanda bold dan underline pada masa lalu yang bergelantungan menunggu ditengok berganti dengan kecintaan baru saya pada renda-renda yang mempermanis halaman buku yang kami tulisi bersama.

Belum lama ini saya begitu antipati dengan kata "berkeluarga". Bagi saya (tadinya) berkeluarga hanyalah sekedar simbol status bagi kebanyakan orang bahkan salah satu syarat agar tidak tercoret dari daftar ahli waris keluarga karena lalai memberikan keturunan yang diharapkan menjadi penerus nama besar leluhur. Keluarga hanyalah sebuah lembaga - bagian dari tradisi dan ketentuan agama. Itu saja. Namun jika sekarang saya kembali berbunga-bunga dengan ide untuk hidup bersama yang disahkan oleh lembaga negara juga agama, salahkan saja #dia. Dengan seluruh kesabaran yang dia punya, dia mampu meyakinkan saya bahwa sejatinya kami memang ditakdirkan untuk menua bersama. Bayangan nenek-kakek yang sudah renta dimakan usia namun tetap saling memendarkan cinta lewat tatapan mata kala saling duduk mesra di beranda dan membahas headline sebuah harian ternama membuat saya tersipu malu. Atau.....menghabiskan senja dengan berjalan di pematang sawah dan membiarkan kaki kami yang telanjang beradu dengan rerumputan membuat saya jatuh dalam haru. Saya sudah menemukan yang saya cari. Seseorang yang tidak hanya ada untuk berbagi di saat saya tegak berdiri tetapi juga rela merendahkan diri demi menangkap saya yang nyaris tanpa daya pasrah pada gravitasi. 

Jika tiba saatnya nanti, seperti katanya yang sering ia bisikkan ditelinga bahwa "semua akan indah pada waktunya", maka saya akan tetap menunggu disini. Berkerudungkan satu harapan pasti bahwa apa yang kami miliki tidak akan pernah terbagi; sejak kini dan sampai pada akhirnya nanti.


"You've already won me over, in spite of me
and don't be alarmed if I fall, head over feet
don't be surprised if I love you for all that you are
I couldn't help it - It's all your fault"
-Alanis Morisette: Head Over Feet-







Friday, October 7, 2011

|Miracles Still Happen: When You Believe - A Story of Hope, Faith and ALLAH's Love: Waking Up From a Comma

This is a story of my dad. This is a story about miracle. This is a story about his personal encounter with ALLAH; and got his life saved.

About 3 years ago, my dad started to have really bad problems with his sight. He couldn't see clearly and need to undergo a series of eye therapy.
When finally his sight became worst the doctor recommend him to have eye surgery instead.
My dad had gone through 4 times eye surgery and his sight was even worst than ever. He only has 10% of his sight and everything became really blur for him.

My dad has diabetes and has already lost one eye due to diabetes complication. This is the only eye he has left and he became really stressful of the thoughts of losing his only eye.

Decision had been made; my mom decided to bring my dad for another eye surgery in Singapore in one of the best hospital in town. Meeting arrangement with the doctor had been set up, tickets had been ordered and passports had been renewed. All set.

Few days before my dad's departure to Singapore, I prayed. I felt really crushed because all I ever wanted is to have my dad walking beside me on my wedding day (one day) and I will be the one who will be holding his hands proudly. If the operation failed, how could I have him walk beside me?

In the middle of me crying, I heard ALLAH said 'stop crying, your dad is already healed'
I wasn't so sure at first. I kept asking ALLAH to show me proof if he's healed

I have a custom of laying my hand on the Holy Qur'an cover and ask for ALLAH's wisdom to show me what HE wants to say. Amazingly, HE shown me verses of miracle healing in two different Chapter. All verses about healing!

My heart jumped with joy and I dialed my mom number directly to tell her that no need to go to Singapore 'cause daddy is healed!

But I had to swallow my happiness in an instant. My mom doesn't believe me and even turn my call off when I mentioned about praying in faith.

Few days before leaving to Singapore, my mom called again and cried at the phone saying that my dad has to be hospitalized in Jakarta due to prostate infection and need to be operate soon.

I was at the office in Bali at that time and I felt that my head spin. What is this? My dad's eye is still in worrying condition and now, another operation need to be done for his prostate infection.

Honestly, at that time, I start questioning God....
"Why?????"

That morning on July 3rd, 2009; my dad undergo prostate surgery and need to be isolated in the ICU for thorough evaluation; in case anything happen due to his diabetes complication. For someone with diabetes like my dad, sugar level in his blood need to be well maintained. If it's too high or too low, my dad's life is at risk. Having a diabetes also means that the high sugar level above normal could affect other body parts and damage them.

That July 3rd, 2009 at 17:00, my mom called-cried-and told me that there had been bleeding. I was in complete shocked and decided to fly to Jakarta immediately on the first flight in the next morning.

When I finally reached the hospital, I stormed my way to the ICU; eagerly seeing my dad. What a relief seeing him a better condition and what surprise me the most is: he told me that he could see now! My dad said that his sight is fully recovered! Without any eye surgery at all!
Now I finally understand that, that night when I prayed; ALLAH healed my dad's sight. That's why HE asked me not to cry anymore.

But.........the story has not end yet.
July 5th, 05:00 AM, my dad has another bleeding and need to be rushed to the operating theater once again.....
"What now???"

July 5th, 13:00 PM, my dad started to had breathing difficulty. The oxygen level in his blood is not sufficient enough to supply his needs – and if it’s continued, my dad may lose his consciousness.

July 5th, 18:00 PM, my dad start to lose conscious; the oxygen level now was below normal; his heartbeat increasing rapidly. The normal rate is between 80 – 100, but my dad’s was 180!

Doctor said that my dad had a heart attack and pneumonia

Tears are all over my face. Seeing my dad in pain, trying to absorb the oxygen really tore my heart in pieces. I kept singing praying asking ALLAH to help my dad make it thru so he could breathe normally again.

But my prayers seemed didn’t change anything….My dad was like fish struggling for water. He’s now unconscious….

July 5th, 23:00 PM
My dad was now 100% fully supplied by oxygen from the machine and couldn't breathe on his own; his now in comma....

Doctor told us that with my dad's condition, he only had under 50% chance of survival and our family pastor 
(my family are Christians - mostly)  even said that we had to prepare for the worst.
He even told us to have a family prayer in my dad's ICU room and personally let him know that "it's okay if you have to go....."
My mom even already arranged my dad's best suites to be delivered from our home and my aunts and uncles had already discussed about my dad's coffin...

BUT.....
Human's way are not ALLAH's
ALLAH's power can't be limited.

After almost 2 days of comma.....my dad, finally opened his eyes.....and started breathing on his own

Theoretically, after almost 5 hours struggling with no sufficient oxygen, my dad was supposed to had some nerves damaged and might be some memory or brain function loss.
But guess what??? He's 100% cure! PERFECT!

I used to say that "dear GOD, I had a big problem"; but now, I will stand proudly and say "hey problem, I have a BIG GOD!"

Miracles do happen.....and will still happen as long as we believe in HIM



"and We sent down in the Quran that is healing and mercy to those who believe" Quran 17:82

Your Failures Do Not Define You

Ever wondered why you could not make everything going right?
Always stumble in the same old hole?
Always repeating the same mistakes even when we knew that it's the wrong thing to do?
And you're now desperately seeking the answer of "How Come?"; "Why"?
Maybe even the people that you trust and respect the most started to blame you for not being obedient enough; not praying enough; not reading Holy Qur'an enough OR for not being a good Christian or Buddhist or Hindu
And you're starting to feel so convicted by the judgment and starting to questioning whether you're worthy enough or not in HIS sight.

Well....
Our flesh is weak but we're strong in HIS spirit.
We could never win over any obstacles in our life if we're counting on our 'weak-self'

It's not about how many times we failed, stumbled or fell that matter the most.
NO! ALLAH does not count that.
The good news is, ALLAH only counting on how many times you gather your strength and trying your best to raise again.

HE understands who we are.
HE knows what we're thinking and even HE knows what we're about to do, even when we don't even know it yet.
So HE knows precisely how and when we're going to commit sins.

But....does all the facts above change the way HE feels about us?
NO! Certainly NOT!

ALLAH look deeper into our every hearts and feel every beat; every tears; every sorry-feeling; every pain and every effort we've tried to come back to HIS wonderful embrace.

So, life is not about what we think about who we are but it's about who we are in ALLAH's sight: 'Precious', 'Adorable', 'Loved', 'Trusted' and 'Wanted'

ALLAH is soooo ready to embrace you with HIS abundant love, from today on and will last forever

Have you made your choice today to stand up and receive HIS blessings - whatever the circumstances you're in?

ALLAH blesses you!

Tell Someone You Love Them

It doesn't require a great deal of energy to make a huge difference to your community.

Starting today, please spend some time to tell the people around you that you love them.
A simple word which could heal the broken-hearted, could give comfort to people with burden, could give courage to those who has no faith to go on, and could give a touch of love to those who yearn of ALLAH's unconditional love.

[a tiny baby step could change the whole world]


This is a movement to touch others' lives - ALLAH's way. 
Focusing on regaining our healthy identity back just as how the way ALLAH would want us to be.


People with broken past; growing up in unhealthy environment; victim of abusive parents or people that they trusted the most; people with emotional insecurity; abandoned children; and so many others who are emotionally damaged; are hard to accept themselves and always have negative sentiments over themselves; treat themselves badly in a harmful & destructive ways [both physically & mentally - often lead to suicide attempt]; no self respect; - which also affected the way they treated others

Me, for example; was raised in a very conservative family. A always means A, no toleration for AB, B or even C
On the other hand, I'm a very very strong headed person.
We often argue and ended up with verbal abuse - starting when I was 13
I was not a really bright kid - just ordinary. Didn't make many friends; not even talented and not even could be proud of.
I was adopted and....my adoptive parents said that all because of I was conceived from a bad seed
I was often told that I was no good.
No good and nice things could come out of me.


These verbal abuse starting to grow to physical abuses.
I was beat up; thrown at with chair; felt my dad's feet on my head; thrown to the wall and even forced to swallow poisonous ingredients with my mom cheering at my back

They could never heard me saying no on their condition.



I grew up into a very very destructive teenager.
Learn to smoke at the age of 13
Learn to love alcoholic drink & even use cannabis on later stage
Living a really wild life - for me my life started at midnight - when the normal people sleep, me and my homies just start dealing with rock and roll, drugs and party. Whew!

I even had tried to attempt suicide for 4 times!
I ended up in ICU for 4 times and wondered why I still alive

One day, I had a breakthrough, that changed my life in an instant.
On my 5th suicide attempt, I was at a bus; I heard a singing sung by a homeless. It was a religious song.
Amazingly, after a year of not having any interaction with God-and never been able to cry for any of religious songs I'd heard- but on that night, just when I about to end my life; I cried
But this time, a different cry....
I felt that all my burden; my hatred; my feeling of unloved-insecurity-unworthy-rejection are all washed away





I felt that on that night I have found my way out...
and miraculously the strength to forgive myself and my past flows from within
I'm now reborn - and even better: I now have abundant love to be given to those who are just like who I used to be



This is a story of how ALLAH has shown me the way back to HIS love. But unfortunately, not everyone has the chance to experience HIS great kindness & grace because they have never heard of HIM

This is a movement; to let people know that even we are broken and shattered [just like a vase]; ALLAH would love to glued us again with HIS abundant love-HIS unconditional acceptance and would love to put again a bundle of fresh beautiful flowers inside each one of us.
We may still look broken from the outside after all that we've been through, but, one thing for sure, it could never change the fact that from the broken vase, we could still see the beauty of the flowers within.



And moreover, we are destined to great things with our lives -don't just dream, make it happen! If ALLAH be with us when we cross the START line, HE will also be there when we finally reach the FINISH line.


This is my desire that each one of us could look at themselves the way ALLAH value us :)

-THIS IS A CROSS- CULTURE, RACE AND RELIGIONS MOVEMENT. WE'RE ALL HUMANS AND WE'RE A
LL EQUAL IN ALLAH'S SIGHT-

Monday, September 5, 2011

Ketika "Kelebihan" Jadi Terasa Berlebihan

















Ngga ada orang yang ingin jadi biasa-biasa saja.
Begitu juga saya.
Hidup normal dan berjalan mengikuti standar sangat ngga menarik di mata saya.
Makin absurd makin saya suka!
Tapi sepertinya kali ini saya kena batunya.
"Kelebihan" berbalik jadi beban yang berlebihan.
Saya semakin tenggelam dalam pusaran yang mematikan, antara yang nyata dan yang maya, bahkan diantara keduanya.
Ya, "indera perasa" saya memang agak sedikit berbeda dari kebanyakan manusia lainnya.
Saya bisa 'berjalan' diantara 'ada' dan 'tiada' tanpa harus meninggalkan ke-'manusia'-an saya.
Semakin bingung membacanya? Saya juga kikuk entah harus menjelaskan dari mana agar mudah dicerna.


Awalnya biasa saja. Seperti wajarnya anak umur 13-tahun lainnya.
Sekian belas tahun yang lalu cerita ini bermula.

Yang tidak lazim, saya bisa melihat yang tidak kasat mata, menembusi dimensi yang berbeda dan hampir setiap hari meregang nyawa hanya untuk terbangun dari tidur.
Jika banyak orang harus berebutan tiket pesawat untuk bisa merasakan sensasi terbang melintasi pegunungan atau lautan, saya hanya cukup memejamkan mata dan 'voila!' - terbang melayang pun sudah jadi hal yang biasa.
Raga boleh saja pulas terbaring di atas tempat tidur berukuran 120 x 80, disaat yang sama sukma bebas melenggang pergi.
Jika banyak yang penasaran akan masa depan, saya hanya cukup bermimpi dan rentetan kejadian yang akan terjadi bersegera melintas berganti-ganti.
Jika ingin tahu apa yang terjadi dengan mereka yang dekat di hati, cukup gunakan telepati dan tanpa perlu tergantung sinyal atau koneksi, jalinan komunikasi lancar terbagi.

Ah! Pasti saat ini sudah banyak dahi yang berlipat dan entah berapa banyak lagi mata yang terangkat tidak percaya.
Pasti saya akan dibilang 'ngelindur' jika bertutur tentang hal yang tak bisa dinalar oleh logika.
Entah harus bersyukur atau mengumpat kepada 'sang pemberi mandat'
Tapi yang jelas saya sekarang sedang merasakan hidup saya sedang di ambang sekarat.
Sudah tidak menyenangkan lagi rasanya harus terus-menerus melihat kelamnya hitam sementara dunia yang saya diami cerah berwarna.
Semakin hari semakin takut untuk sekedar memejamkan mata karena untuk kesekian kalinya sebelum orang-orang tercinta tiada, saya melihat mereka hadir melintasi mimpi. Dan dalam hitungan hari, saya harus menghadapi kenyataan bahwa mereka harus pergi tanpa akan pernah kembali.
Apa enaknya melihat manusia tanpa organ yang sempurna berserakan di sebuah bangsal rumah duka atau bertemu jiwa-jiwa terhilang di perbatasan yang inginkan jawaban atas sebuah kematian?

Entahlah.
Saya hanya ingin seperti orang-orang normal lainnya yang punya hak untuk tertidur pulas tanpa takut disambangi mimpi yang membuat bulu kuduk berdiri.








Rindu Itu Ibarat Candu dan Candu Itu Kamu

Baru masuk hitungan hari sejak terakhir kali bersama, tapi rindu yang terasa hampir saja membuat saya gila.
5 September - waktu menunjukkan pukul 17:55, untuk kesekian kalinya dalam hari ini saya memikirkannya.
Satu-satunya yang membuat lega adalah saya masih bisa menikmati pemikiran-pemikirannya yang terangkai dalam jutaan kata sarat makna ketika si dia nun jauh disana.

Enggan beranjak dari tempat saya duduk demi melahap baris demi baris kata sambil tak henti berdecak kagum dan gelengkan kepala ketika banyak hal yang disinggungnya bersamaan dengan cara pandang saya tentang kehidupan.
Ibarat kue nastar yang kami gila-i, setiap sensasinya selalu hadirkan rasa ingin lagi, lagi dan lagi. Enggan berhenti.
Biarpun entah sudah berapa banyak yang tercerna, masih saja mengiba untuk bisa gerogoti remahnya.


Kata orang, semut mati akibat gula; karena terlalu banyak rasa manis yang menjejali tubuh mungilnya.
Namun jika bicara soal "manis"nya cinta, sebanyak apapun rasa manis yang terserap, selalu saja ada ruang untuk asupan demi asupan berikutnya.

Apa relevansinya antara manisnya jalinan kata, cinta, kue nastar yang menggoda dengan candu? Semuanya mengingatkan saya akan: kamu!
Dan semakin saya ingat, semakin saya inginkan lagi, lagi, lagi dan lagi.

Sebuah Curhat Menyoal Rasa

Hari pertama kembali bekerja otak saya sedang tidak sinkron dengan mata dan koordinasi gerak saya.
Di kepala tersirat A, yang teraplikasikan malah bisa jadi Ab, B, C atau malah bahkan D.
Jadi maaf sekali Boss, seperti-nya saya harus memulai hari pertama saya bekerja hari ini dengan blogging saja agar saya tidak jadi semakin gila.
Ibarat besi kurang oli, seret. Dibuka paksa juga percuma, yang ada malah berantakan semua.

Well, and the story goes like this...

Berawal dari keisengan (yang disengaja tepatnya) membuka blog pasangan saya dan menilik satu persatu isinya hingga ke akar-akarnya , membuat saya agak sedikit sakit kepala.
Dari kepala, turun ke hati. Ada percikan cemburu yang menari-nari. Membuat dada bergemuruh tiada henti dan jantung berdegup seakan lari.
"Oh, no!" saya terserang gejala penyakit baru-kah?

Teringat akan sebuah stiker yang menempel dengan manisnya di laci kamar pasangan saya "kata adalah senjata", saya mulai kembali menelaah apa yang terpapar di halaman penuh cerita miliknya.
Tanggal posting-nya memang sudah lalu dan sudah tergantikan banyak cerita baru.
Tapi entah mengapa, rasanya masih seperti baru kemarin. Ngilu. Ibarat ada benda asing yang menelusup ke dalam lapisan kulit. Begitu mengganggu.
"Heran, rasa sakit kok dipelihara", saya mulai mengutuki diri sendiri dan menuding-nuding hati yang selalu beradu dengan logika dan fakta.
Ya, tapi tetap saja, biar diusir-usir dengan paksa, jejaknya masih tertinggal disana.
Saya jadi mulai membanding-bandingkan, apakah saya sebaik dia yang lama ataukah malah kebalikannya?
Berbagai tanya akan "mengapa, apa, siapa dan lalu bagaimana" seakan berebutan berlalu-lalang di kepala.
Bikin macet logika saja.

Gerah. Saya putuskan untuk basahi tenggorokan dengan segelas air dingin.
Lega? Tidak juga. Tapi setidaknya saya sudah ketemu jawabnya.
Sepertinya saya sedang kena sindrom "cemburu buta"
Cemburu sudah pasti karena objek yang dicemburui adalah juga wanita.
Buta? Ya karena saya masih rajin mengutak-atik kenangan lama dan membacanya dengan kaca pembesar pula! Akhirnya hal yang sebenarnya biasa jadi seolah tampak seperti raksasa yang siap menelan saya.

Saya seolah terlupa bahwa sebersih apapun sebuah goresan berusaha dihapus, tetap masih akan ada bekasnya. Mungkin saja bisa kembali putih, tapi tidak akan jernih.
Yang bisa saya lakukan sekarang hanyalah berusaha memberikan warna terbaik pada kanvas putih yang sudah dipercayakan kepada saya untuk didekorasi dan berharap bahwa pada akhirnya nanti warna yang saya bubuhkan bisa sepenuhnya mengisi bagian-bagian yang diperlukan.

Biar saja rasa takut kehilangan yang senang menyembul-nyembul ini saya gantikan dengan curahan perhatian bagi pasangan tersayang sambil tetap memberikan ruang baginya untuk tetap menjadi dirinya. Berkaya tanpa takut bermain kata.
Bukankah apa adanya dia yang membuat saya jatuh cinta? Kenapa harus jadi terobsesi untuk merubahnya?
Ketakutan yang saya punya hanya akan membuat penat kepala, otak, hati dan rasa saja. Buang-buang energi.
Saya hanya cukup lakukan yang terbaik, menyerahkan-NYA kepada Sang Khalik penguasa kehidupan dan berjalan dengan pengharapan bahwa saya dan pasangan diciptakan untuk saling berjalan beriringan, hingga maut memisahkan.

Insya Allah.





























Sunday, September 4, 2011

...Untuk Dia Yang Hadirnya Membuatku Serasa Sempurna...





















Kupanggil kau, "CINTA",
meski ku tahu tak semua cinta sempurna,
Kunamai kau pasangan jiwa, meski ku tahu tak selalu kita seia sekata...

Banyak yang bilang bahwa cintaku buta,
Tapi tak mengapa, karena bersamamu aku temukan cahaya
Banyak juga yang mencerca karena katanya aku tak pakai logika,
Well, itu juga tak mengapa karena bersamamu aku mengerti
bahwa kesederhanaan jika dinikmati bersama juga sama berharganya


Bukan karena ketidaksengajaan kita bersama,
Karena rencana Illahi jauh lebih besar dari ketidaktahuan kita
dan bukan karena DIA alpa kita ditakdirkan untuk saling mencinta,
Karena DIA tahu, bersama, kita bisa membuat yang cacat secara kasat mata menjadi sempurna dan berharga

*to someone who has made me feel so special lately: Pradipta Nugrahanto*

REVOLUSI HATI VERSUS IDIOTIK DOKTRIN

Yang lama sudah mati …
Luruh bersama racun isi otak dan hati ….

Segala pemahaman yang dipaksakan,
segala kepahitan yang disuntikkan,
dan segala kamuflase atas nama CINTA yang dulu sempat mengendap; menguap sudah …….

Hampa memang,
tapi sinar baru datang membayang...
Menanti waktunya untuk berperan,
menggantikan redupnya senyum kekelaman.

Revolusi; dimulai dari hati, dari diri sendiri …..

Idiotik doktrin;
sebuah wacana kehidupan, pemusnahan karakter, pembodohan krusial……
Tidak akan ada lagi kepala yang akan tunduk pada taringmu!
Tidak akan ada lagi tangan yang terbelenggu oleh murkamu!
TIDAK! Sekali lagi, TIDAK!!!!!

BANGSAT ini lelah sudah akan penindasanmu!
Cari saja budak yang baru!
Biar transformasi terjadi dan menjadi revolusi hati, walau aku cuma seorang BANGSAT!
Karena BANGSAT ini juga manusia yang berhak untuk mengecap bahagia!

*YA! karena hidup adalah sebuah pilihan yang dibuahi oleh kesadaran*

 

Ini Gila, Ini Cinta!


Cuma bisa terdiam membeku, bisu, meski ku tak gagu
Kucoba meredam gemuruh di dalam dada, coba alihkan rasa
Namun tak kuasa, Isi otak hanya tentang dia,
Seakan tak lagi ada yang bisa tenangkan jiwa selain hadirnya...

Ini gila, tapi sumpah ini cinta!

Jika dia tak ada, seakan waktu merayap lambat
Ingin rasanya menggugah mentari agar segera beranjak pergi,
Biar esok tiba lebih cepat,
Biar kerinduan ini segera tertambat,
Biar tak lagi tersumbat segala asa yang menanti terkuak...

Betapa bangga memanggilnya belahan jiwa,
Betapa bersyukurnya bahwa dia ada
Ini mungkin terdengar gila, tapi sumpah aku cinta!
Hanya dia yang bisa, buatku bahagia dan merasa sempurna

*love you so much, sayaaaang!*

Apa Adanya Dirimu Sempurna Buatku

Sayangku, dengarkan aku...
tak perlu lagi ragu, ini aku,
aku bukannya mereka yang hanya bisa dipuaskan dengan sesuatu yang palsu lagi semu
tak perlu lagi mencoba jadikan dirimu sempurna,
karena apa adanya dirimu jauh lebih berharga...

Ada indah yang menyapa disetiap kerlingan mata,
ada cinta yang tergambar disudut senyum bersahaja,
ada makna yang tersaji disetiap tutur kata,
dan ada sejuta rasa bangga yang menyelip dikala kau dan aku, bersama...

Sayangku,
segala tentangmu buatku mengerti,
bahwa hidup adalah tentang mencintai segala yang terjadi, dan menerimanya dengan kelapangan hati
kesederhanaanmu buatku tak lagi menggilai segala yang bias dan tak murni dari hati
denganmu aku pahami, bahwa cinta adalah untuk dinikmati dan biarkan mengalir bersama mimpi agar indah kesudahannya nanti...

Sayangku,
apa adanya dirimu, adalah sempurna bagiku...





















*terima kasih ya sayang, buat semua pembelajaran yang sudah terbagi selama ini, satu yang kutahu pasti, kau takkan pernah terganti*

Saturday, September 3, 2011

Aku Menamainya "PASANGAN JIWA"

Ketika pagi ini saya mematut-matut diri di depan kaca kamar kos saya yang tidak seberapa besarnya, alangkah lucunya ketika refleksi bayangannya menatap saya balik.
Saya tersadar bahwa saya kini tidak sendiri.
Ada yang lain mendampingi. Ah, akhirnya!


Bentuk boleh berbeda, yang satu jenis kelaminnya wanita (meski kadarnya tak 100% lemah-gemulai seperti wanita-wanita kebanyakan) dan yang satunya pria.
Kesamaannya? Banyak!
Beberapa hari ini saya terkaget-kaget menemukan banyak fakta bahwa pria luar biasa yang kini mendampingi saya berbagi banyak hal menarik yang selalu masuk dalam daftar 'to-do list' saya.
Mulai dari cerita sederhana soal warna kesukaan, walaupun keduanya penggila berat elemen warna hitam yang ternyata diam-diam punya kecintaan yang sama pada warna hijau spotlight yang selalu mencuri perhatian setiap kali kami berjalan-jalan hingga ke urusan masa depan.
Sama-sama bermimpi akan rumah yang menyatu dengan alam dan dibangun dengan elemen kesukaan; kayu.

Keseharian kami juga tidak jauh berbeda.
Kami penggila segala sesuatu yang manis (seperti kami, maybe?).
Mulai dari es krim cone restoran cepat saji hingga ke slurpee dan kecap manis teman makan wajib kami.
Kami sama-sama tidak bisa menahan bahagia setiap kali masuk Gramedia (atau toko lain sejenisnya) dan kemudian berdebat tentang buku sastra yang layak baca.Membelinya dan kemudian membagikan isinya.
*paused: sebentar, saya tidak bisa menahan tawa ketika mengetikkan ini semua*

Kami juga kini memakai kaca mata yang sama bentuk (merek dan juga harganya, haha), meski berbeda kutubnya.
Yang satu + dan satunya lagi -
Kata pasangan saya, "tidak mengapa, dua kutub yang berbeda malah akan menghasilkan daya tarik-menarik yang luar biasa"
Kekaguman saya bertambah ketika saya mengetahui bahwa pria pintar yang sudah berhasil mencuri hati saya ini juga menghargai hal-hal simpel yang terbagi setiap hari dan tetap menganggapnya istimewa.


Saya kini tidak perlu lagi takut menjadi diri sendiri, karena bersamanya melakukan hal-hal gila pun bisa jadi bahan tertawaan bersama.
Ketidaksempurnaan kami malah menjadi terasa sempurna ketika kami bersama.

Betapa saya bangga menyebutmu pasangan jiwa.
Akhirnya setelah sekian lama, yang tadinya dua kini benar-benar sudah melebur jadi satu










Tuesday, August 16, 2011

SEBUAH ODE TERUNTUK PELANGI

Terseok-seok langkah kaki menapak …. Meraba dalam remang malam, menyusuri penggalan jejak yang tertinggal … Hanya ada diam tersisa….keheningan mendekap sukma yang lelah berkelana …

"Sudah matikah jiwaku? Mengapa hanya ada kebekuan yang terasa?" "Bukankah di dalam hening seharusnya ada damai bertahta?"

Selangkah lagi PERI ini mencoba melawan KELAM … Tidak lagi dihiraukannya goresan pedih yang tertancap di pori-pori … Hanya ada satu yang ia cari …. sebelum cahaya dalam jiwa ini redup, pergi dan lalu mati …

Gundukan tanah merah basah terhampar, Peri Kelam terduduk dalam diam, membauinya dan tertawa,

"AH, aku selalu suka hujan….aku suka sensasinya … aku suka rinainya yang menghapus gersang …. Aku selalu suka hujan, karena ada setitik tawa yang hinggap setelah gemuruh menyergap " "dan aku suka pelangi yang hadir setelah hujan menyingkir"

"Andai saja hidup ini bisa seindah untaian pelangi…"

Sekejap Peri Kelam terhenyak, matanya mengerjap-ngerjap… Dipicingkan matanya seolah tidak percaya apa yang baru terbaca dari balik kelopak matanya ….

"Hei! itu pelangiku!"

Peri Kelam ini tersipu …. Ada segores senyum yang tergambar setelah sekian lama kelu bibirnya … Mendung perlahan menepi, memberikan tempatnya untuk matahari … Langit kini kembali berwarna….tidak lagi hitam, sehitam jiwa Peri yang dulu teraniaya ..

"Hei! Kutemukan lagi tempatku berdiri sekarang! Aku tahu kemana harus berjalan tanpa harus merasa timpang!"

"Terima kasih pelangiku …. karena telah mengajarkan aku, untuk bertahan dalam belantara kelam kehidupan……karena aku tahu sekarang, terang selalu datang selepas badai menghantam!"

(teruntuk pelangiku dalam hidup :Ezra: yang memberi lagi arti bagi PERI KELAM dalam pencarian ini …, mama loves you so!)

DICARI : RUMAH, BUKAN TEMPAT SINGGAH!

Rumah,
Seharusnya menjadi tempat dimana hati berpaut dan kasih bertutur …
Bukannya kawah candradimuka atau pembantaian jiwa!
Bukan tempat dimana angkara bertahta dan meninggalkan kesumat di dada!

Rumah seharusnya bukan NERAKA!
Yang membuat batin terpenjara dan meronta mengiba!
"BEBASKAN…..LEPASKAN……!!!!!"

Rumah bukan tempat penjagalan!
Bukan pula tempat perbudakan!
Bukan tempat raga dianiaya dan dihancurkan sampai ke sumsumnya!

"Belum cukup puaskah kau tikam aku dengan belatimu, merobek setiap sendi-sendiku?! Mengoyak setiap inci nadiku?!"
"Belum puaskah kau hujam aku dengan tatapanmu?! Hakimi aku dengan penilaiannmu?! Telanjangi aku dengan kata-katamu?!"

Rumah seharusnya bukan tempat Penghambaan! Pengucilan! Pengerdilan arti!
"Banyak orang rela mati demi harga diri! Dan aku tidak akan tinggal diam menunggu harga diriku yang tersisa terusik dan lalu mati!"

Masih adakah tempat yang layak disebut RUMAH untuk jiwa terhilang yang rindu untuk pulang?!!
Peri Kelam ini hanya punya TEMPAT SINGGAH, dan bukannya RUMAH!

(betapa merindunya aku akan hadirnya rumah, dalam arti sesungguhnya)

SETITIK DEBU ITU DIPANGGIL: MANUSIA

Begitu kecilnya manusia dihadapan wajah kematian
Begitu rapuhnya IA dihadapan kekuatan besar yang dipanggilnya TUHAN

Tersadar sudah IA dari tidur lelap yang meniadakan kebesaran SANG PENGUASA
Ketika IA bertemu muka dengan kecaman maut yang nyaris mencengkeram,
terpukullah sudah rasa keangkuhan yang selama ini dibangga-banggakannya

Leleh sudah kebekuannya …
Tumpul sudah taringnya …
Mati sudah kedurhakaannya …

Terbuka sudah bibir yang selama ini terkatup rapat
kala IA teriakkan asma TUHAN dari sela kerongkongannya,

"TUHAN, aku takut …"

*sebuah catatan tentang insiden perjalanan udara medio 2010*

ANTARA AKU, KAU DAN CINTA BUTA

Sst....,
Jangan bilang siapa-siapa...
Apa yang kita punya biarkan saja tetap jadi sandiwara,
Disaat tirai tertutup dan tidak ada yang tahu,
Mari kita lalu berlaku tak tahu malu dan berbuat tabu
Toh tidak ada yang perduli, karena mereka asyik dengan dunia mereka sendiri

Sst...,
Tahukah kau bahwa dinding pun tidak bisa menyimpan rahasia?
Ada-ada saja yang sampai ke telinga mereka
Walau sudah dengan rapi kita berencana
Ah, nampaknya percuma saja kita berperkara karena sudah gemas aku dibuatnya

Well,
Hapus saja air mata,
Tidak ada lagi yang lebih terluka selain keluarga tercinta
Yang mengharap setiap bagian diri kita adalah milik mereka
Biar tersimpan saja di benak maya Bahwa kita pernah merajut cinta, meski kata orang: buta!

selingkuh = kebutuhan? atau pembenaran?

PELANGIKU, PERI KELAM INI TIDAK PERGI; HANYA SEJENAK MENEPI

Tidak semudah itu PERI KELAM ini beranjak pergi,
Mengabaikan semua yang sudah tertoreh di benak si PEMIMPI,
Mengacuhkan apa yang mengalir menembusi darah dan urat nadi …
Tidak secepat itu PERI KELAM ini menyangkal diri,
Dan meniadakan kehangatan yang selama ini melingkupi mata hati …

Masih ada sinarmu disini, PELANGIKU …
Masih terjaga tempatmu di ruang tak berpenghuni yang menunggu TUANNYA kembali …
Masih ada untaian benang merah ketulusan yang terajut di kisi-kisi nurani,
Dan masih ada pengharapan yang akan termanifestasikan dalam nyata ketika kilaumu menghiasi kembali ufuk maya …

PERI KELAM ini masih tetap terjaga menunggu pelita yang akan membawanya pulang kedalam pelukan PELANGI,
Sekejap pun tidak pernah ada hasrat untuk menistakan semua tulus yang terbagi,
Karena hanya SANG PELANGI lah yang memampukan PERI KELAM ini tegak berdiri dalam pusaran aniaya tanpa batas

"AMPUNI sakitku, PELANGIKU …. AMPUNI ketidakberdayaanku … CINTAI masa laluku dan BUAHI masa depanku" Utuhkan PERI KELAM ini kembali, PELANGIKU …
Karena esok tidak akan pernah punya arti, tanpa PELANGI yang cerahkan hari ….

*sebuah ode untuk waktu yang berlalu*

KESENDIRIAN : SEBUAH PILIHAN ATAU KARENA KEADAAN?

Ada kalanya kesendirian itu meneduhkan
Ada kalanya kesendirian adalah suatu pilihan, atau bahkan pelarian
Ada juga kesendirian yang dibuahkan oleh keadaan

Malam ini Pengembara Jiwa ini sedang tidak ingin sendiri ….
Lelah sudah hanya berteman harap yang sayangnya hanya sejauh mimpi

Raga ini inginkan seseorang untuk berbagi,
Tempat muntahkan semua rasa yang menggerogoti isi kepala

Jiwa ini rindukan hati untuk berlambuh,
Tempat menambatkan segala asa yang inginnya menjadi nyata

Harus sejauh mana kaki ini harus menapak?
Berapa lama lagi harus melangkah dalam kegelapan dan meraba dalam keraguan?
Kemana perginya pelita yang dulu sempat menjadi penerang jiwa?

Mengapa seakan jalan ini tak berujung, dan semakin menyeretku kedalam penantian panjang akan arah dan tujuan? Kemana Pengembara ini harus mengakhiri pencariannya?

Wahai Pemilik Kehidupan,
Jangan biarkan Pengembara ini kembali tersesat dalam rasa kehilangan yang mematikan
Dan jangan biarkan rasa sakit menjadi kesudahannya ….

Awal, akhir …
Tawa, tangis …
Cinta, benci …
Isi, kosong …
Benar, salah …
Banyak pergulatan, pertentangan, penyangkalan dan berakhir dengan penyesalan …


























Andai waktu bisa terulang,
Ingin rasanya menghapus semua kebodohan, dan menggantinya dengan kebijaksanaan
Dan jika saja tangan ini mampu,
ingin rasanya menorehkan kembali warna putih diatas kanvas kehidupan yang kini suram warnanya ..
"… Hitam, samar dan berbayang …"

Kadangkala seorang pengembara kehidupan juga lelah hidup dalam kesendirian
Muak dengan segala ketiadaan
Jenuh dengan segala yang terasakan
Tersakiti oleh keadaan, melenguh dalam keterkoyakan dan terhempas dalam kehampaan

Sang waktu terus bergulir,
Seakan tidak memberi kesempatan kepada sang pengembara untuk sejenak menyingkir
Dan membiarkan waktu sejenak berhenti berdetak

Dunia pengembara ini hanya penuh dengan segala ‘persinggahan’,
tanpa ada satu tempat pasti untuk berpijak untuk mulai merangkai masa depan …

Sungguh sayang … 

TERHISAP LUKA LAMA [Masa Lalu Biar Saja Jadi Abu!]

Perih ini masih menganga rupanya …
Setan dalam jiwa masih terjaga
Menunggu pintu terbuka, coba runtuhkan asa yang tersisa …..
Belenggunya masih membebat, menahan langkah yang ingin merangsek menjauh

Kadang lelah datang menyergap,
Mencoba berserah pada dera yang mencabik rasa.
Bersandar pada himpitan trauma yang melenakan
Dan memaksa hati untuk berkata "YA" pada keadaan …

Hah!
Dia ingin aku kembali limbung!
Timpang dan hilang keseimbangan!
Terkorek sudah nanah yang teronggok di batas sadar,
Terisi sudah benak kelam dengan kumpulan "apa, mengapa, dan kenapa harus saya?!"
Makin dalam….makin dalam….. dan semakin dalam …..

Dendam yang lama terkurung, bermanifestasi sudah…..
Menarikku kembali tenggelam ke pusaran luka yang terdalam …
Sampai kapan aku harus terjerat dalam gelombang kemurkaan?

Aku MEDUSA!
Yang menghancurkan semua yang tersentuh olehnya!
Kutuk adalah bagiannya!
dan Sesal adalah kesudahannya!

Tudung hitam naungi sesat benak yang mengembara …..
Mata nyalang mencari sebentuk cahaya
Berharap ada setitik nyata di antara berjuta yang maya ….

CINTAI CINTAKU, "DARK"






















Dark …,

Ada sepenggal ragu yang menyembul di balik auramu,
Ada sebentuk tanya yang kau selipkan pada kata yang kau urai,
Ada torehan luka masa lalu yang bermain di pelupuk matamu,
Dan ada ribuan kata ‘takut’ yang menggayut di benakmu ….

Dark …..,
Dengarkan Peri Kelam ini mengiba,
"Jatuhkan percayamu kepada hati yang memintamu ….
Cintai cintaku, dan benamkan dirimu dalam tulusku …."

Aku adalah satu yang nyata dari berjuta yang maya ….
Aku biarkan jiwaku untuk kau sentuh ….
Aku berikan mimpiku untuk kau jalani …..
Dan aku alirkan hasratku dalam setiap tarikan nafasmu ….

Aku tidak pernah jauh, Dark…
Sekalipun TIDAK!
Selalu ada hangatmu yang mendekap erat ragaku ketika aku terlelap …
Selalu ada sinarmu yang membawa aku berjalan dalam gelap …
Selalu ada bagian dari dirimu yang menggengam erat kesendirianku yang membuatku jauh dari kalap …

Hanya manusia BODOH yang berlari dari asanya sendiri,
Dan aku bukan si BODOH itu!

Aku memilih untuk mengarunginya dan bukannya pergi ….
Aku memilih untuk hidup didalamnya dan bukannya menguap dan lalu mati ….

Dark….,

Dengarkan Peri Kelam ini bertutur …,
"Jangan biarkan aku menangisi lagi perih yang pernah menyayat nadi…
Jangan biarkan lagi aku kehilangan ….
Jangan biarkan lagi aku padam dalam kemurkaan….
Jangan biarkan lagi aku meratapi sakit yang tak terperikan…."

Sampai kini, sampai nanti ….,
Peri Kelam ini menanti hingga saatnya raga ini bersanding dalam keABADIan
dengan kepingan jiwanya yang terhilang ….
Dan kepingan itu adalah dirimu, DARK!

Sekarang ………, Masihkah ragu dan takut itu bermain-main dibenakmu?

(Jangan pernah kau tanyakan rasa yang aku punya untukmu, Dark…karena tidak akan pernah ada cukup kata untuk melukiskan semua!)

KETIKA SI BANGSAT MENGUTUK CINTA

Untuk belajar percaya dan menyerahkan diri sepenuhnya adalah sebuah perjuangan…
Perjuangan melawan segala keraguan …

Perjuangan untuk menjawab tantangan
Dan melintasi segala onak yang menghadang

Tetapi ketika keberanian untuk berjuang itu datang,
Terkadang yang ada hanya kepahitan dari sebentuk rasa yang bernama CINTA …

"apakah kini cinta hanya sebuah bayang maya yang tak dapat tersentuh hadirnya?"
"ataukah kini banyak yang mengatasnamakan CINTA atas sebuah pembenaran dari kemunafikan?"

Well...,entahlah …

Ingin kumuntahkan segala amarah
G E R A H !!!!!
Segala kepedihan membuncah, mengisi penuh ruang2 kosong jiwa
Yang teronggok membusuk dan bernanah …

AKU LELAH …
Muak dengan segala kemunafikan..
Dimana ketulusan hanyalah sesuatu yang tak lagi nyata …

"CINTA??? sekarang sudah buram maknanya, dan samar batasnya"

{so, what does love mean to you, then?}

UNTUK JIWA-JIWA TERHILANG DI PERBATASAN

BERHENTI !!!!!

Jangan usik lagi malam-malamku!
Jangan datangi aku lagi dalam peraduanku!
Jangan kau genggam lagi sukmaku! Jangan kau setubuhi lagi ragaku!
Jangan paksa aku lagi berkelana dalam pekat duniamu!
Dan jangan lagi kau cari aku!

Bukan aku yang kalian mau!
Bukan aku yang kalian perlu!
Bukan aku yang bisa membebaskan kalian dari belenggu!
Dan bukan aku yang mampu membebat perih derita yang kalian rasa!

BERHENTI !!!!!

Jangan lagi tunjukkan luka-lukamu!
Sudah MUAK aku melihat genangan darah yang tertumpah!
Sudah GERAH aku merasakan perih aniaya yang kau bawa mati!
Sudah LELAH aku menjadi tempat persinggahanmu!
Sudah BOSAN aku menjadi perantara dunia yang terhilang antara kehidupan dan kematian!

Tidak cukupkah BELASAN TAHUN dalam kehidupanku kau gunakan untuk menebus pahit masa lalumu?
Dan kini kau PAKSA aku mengubah sejarah yang lalu demi memuaskan jiwamu yang tersesat?
Inikah BALAS DENDAM-mu, HAI JIWA-JIWA yang TERHILANG?!

Jiwaku juga sama tersesatnya seperti jiwamu!
Ragaku juga sama lelahnya seperti ragamu!
Hatiku juga sama hitamnya seperti hatimu!
Tapi TEMPATKU BUKAN LAGI TEMPATMU!

Sudah HABIS waktumu di dunia!
Sudah HABIS peranmu dalam panggung kehidupan tempatku berdiam!
Sudah HABIS pula kesabaranku!!!!
SUDAHI SEMUA !!!!!!
TOLONG SUDAHI SEMUA!!!!!

(Please SAVE ME…..I’m tired of seeing THE UNSEEN between the world of The Living and The Dead)

SEBOTOL VODKA, SELINTING GANJA dan BANGSAT {an athem of a long lost soul}

Sendiri duduk teronggok di pojok ruang hampa
Nanar menatap kilatan murka alam dari kisi-kisi jendela pada gelapnya malam
Peri malam ini berduka meratapi, rinainya yang basah tercurah hapus semua cerita

ahhh...
Hisapan demi hisapan sesakkan dada,
resapi penat yang hinggapi otak
Mencoba berontak dari perih yang mengikat

Tegukan demi tegukan basahi kerongkongan,
membawa imaji berkelana,
susuri perjalanan dalam kelam yang pernah terajut

BERHENTI!!!!
SUDAHI!!!!!

Jangan lagi PERKOSA benakku!
Jangan lagi GENGGAM hatiku!
Jangan lagi BELENGGU hasratku!
Jangan lagi kuasai BIRAHIKU!
 
BANGSAT ini mencoba tegak berdiri,
menghampiri mentari di ufuk maya
Mencoba lagi utuhkan keping demi keping HARGA DIRI yang sempat porak poranda
Mencoba arungi, dan bukannya lari …..

Apapun peranmu kini, jangan pernah pergi sebelum lakonmu usai ….
Karena perjalanan BANGSAT ini tidak akan pernah berhenti disini, sebelum ia menjadi MANUSIA kembali!!!!

[this isn't about committing sins, but this is all about finding myself back again]

ASA TERTUNDA : AKU MENANTIMU DISINI

Ah, sudah kau cerahkan kelam hari-hariku…
Sudah kau rangkaikan pelangi di atas mendung yang menggayutiku …
Sudah kau teteskan harap ke atas cawanku ….
Sudah kau hembuskan hidup kedalam setiap denyut nadiku ….
Sudah kau rajut pintalan mimpi ke dalam benakku …..
dan Sudah kau materaikan namamu di sudut hati ….

Sudah berapa lamakah kau sentuhkan hatimu disana?
Ku kecap setiap sensasi yang tercipta,
Ku nikmati setiap wacana yang terbagi,
Ku resapi setiap kata yang terurai,
Masih dari lubuk yang sama , Peri kelam ini mengiba dalam harap

Hei...,
Kuharap, ini bukanlah sekedar bagian dari roda takdir yang harus kita jalani.
Kuharap, ini bukanlah sekedar keliman pendewasaan hidup SANG PENCIPTA

Kuharap ini ABADI...
Karena disaat indahnya ASA bersanding dengan manisnya HARAP ,
Yang ada hanyalah terang bagi selaksa jiwa-jiwa resah
Pembebasan bagi jiwa-jiwa yang terkukung
Pelabuhan bagi jiwa-jiwa yang lelah
Jika ini mimpi, jangan bangunkan aku!
Aku ingin selamanya begini!
Karena disisimu kini, aku punya arti

Sebuah asa yang tertunda, menanti saatnya menjelma ….
Tanpa kata, tanpa suara, hanya ada KITA dan CINTA ….

Pencarian Itu Akhirnya Selesai Sudah

Pernah suatu ketika,
Pengembara hidup ini begitu lelah, marah dan mengumbar sumpah serapah.
Seakan setiap yang terlewati hanya menyisakan luka yang terus berdarah dan bernanah

Seakan hanya ada ratap, caci, benci, ilusi dan ironi yang merajai,
Merenungi setiap inci gores yang terajam pedih
Kaki ini sudah lelah menapak, Setiap sudut sudah muak terjelajahi,
Mata nanar mencari sekerjap cahaya yang nyata di antara berjuta yang maya
Tapi semua percuma, karena terang itu tak ada disana

Terduduk dalam pasrah dan gundah, dan yang tersisa hanya kata "Cukup Sudah" yang ingin dimateraikan dalam gundukan tanah basah, tempat perhentian terakhir dalam keabadian...

Tetapi disaat ia menyentuh hatinya,
mencoba menambal luka dan serpihan itu dengan apa saja yang ia punya,
sebuah tutur samar terdengar,
"Mengapa tidak kau cari AKU sedari dulu?"
"Mengapa kau begitu teguh berpegang kepada kemanusiaanmu?"
"Lupakah kau bahwa AKu lah yang Maha Tahu?"

Saat itu, hangat menyelusup kedalam kalbu dan memberikan arti baru
"AKU, tidak pernah jauh anak-Ku, sekalipun TIDAK"

Seketika itu juga, tumpul sudah kesombongannya,
dan ia pun menangisi kebahagiaan yang baru saja direngkuhnya.
Ia sudah menemukan yang ia cari…
Kebahagiaan itu sederhana adanya, hanya didalam DIA, dan hanya DIA

BEDEBAH! PERI KELAM INI MERUTUK LAGI! [a divine world of hypocrites]

Dunia yang kudiami sungguh bermuka dua!
Hanya ada batas samar antara nyata dan maya
hitam dan putih
cinta dan nista!


Sempurna sudah sandiwara durjana
Pelengkap ironi pendera jiwa yang berduka


Tertatih Peri Kelam ini melangkah,
Merintih menagisi pedih ….
Menyangsikan semua yang elok terpapar,


Memendam amarah dan sumpah serapah yang menggeliat membakar!
Teronggok membatu di sudut kelu ….
Meregang …. meradang … mengerang ….
Mencoba mengais kumpulan percaya yang terbuang!


BANGSAT!


Belenggu ragu kini mengukung diri lagi ….
Melumpuhkan nadi, mengoyak jauh kedalam sanubari …..
Hanya ada RAPUH yang tertinggal disini …


*finally got sick and tired of believing the world!*

Friday, August 12, 2011

SI BANGSAT YANG BEBAL [a love & hate tragedy of our exes]

tut…tut…

nada tunggu di seberang sana mengisi keheningan masih seperti kemarin,
diangkat hanya untuk dimatikan …
terabaikan dalam sepi dibalik kelamnya malam …
menanti keajaiban itu datang, kala dia putuskan lupakan segala kesumat yang membakar,
menjawab segala kegamangan dan ucapkan, "HALO"

tut….tut…

ditemani kepulan asap rokok yang menggayut masih menanti sesuatu yang tak pasti

si BANGSAT ini memang BEBAL!

"Tidak muakkah kau diacuhkan??!!
Tidak geramkah kau diabaikan?!
Bangun, BODOH! Dia sudah pergi dan tak akan kembali! Jangan lagi MIMPI!"

tut…tut…..dan lagi-lagi tut ……
masih seperti hari yang kemarin, kemarin, kemarin dan kemarinnya lagi …
entah sampai kapan BANGSAT ini akan bertahan dalam penantian

{pick up that goddamn phone, please?}

...Sungguh, Kali Ini Aku Tidak Bisa...



Banyak yang bilang, dunia ini panggung sandiwara
Putih kali ini, hitam kali nanti
Berlakon suci hari ini, berahi esok nanti
Samar sudah batas antara benar dan salah,
"Selama aku untung, perduli setan jika ada orang lain yang buntung"


Berkubang dalam dosa, ah, sudah biasa
Tak ada lagi cap nista  terbeban di pundaknya,
Yang ada hanya tawa lepas bahagia setelah terpenuhi hasratnya
Sekejap lupa bahwa orang-orang tercinta menaruh percaya didalam setiap helaan nafasnya
"Yang penting aku bebas mencinta meski tanpa norma-norma", begitu katanya...


Namun kali ini ada yang berbeda,
Justru disaat dia "butuh", tak lagi ia cari alasan untuk dengarkan tubuhnya mengeluh dan melenguh
Meski napasnya terdengar memburu, berpacu dengan jantungnya yang berdetak; nyaris menggelegak menahan syahwat,
yang mencumbui setiap inci kulitnya yang tanpa penutup aurat;
Bagai gelegar kilat, seketika tersadar kembali ia akan lembutnya kecupan hangat;
yang senantiasa membangunkannya disaat malam serasa tidak bersahabat,
yang setia mendekapnya ketika ia penat untuk sejenak berlindung dari hingar bingar hidup yang semakin jahat
Tergambar lintasan wajah malaikat-malaikat mungilnya di pelupuk matanya dan beranjaklah ia sambil menahan air mata, "Sungguh, kali ini aku tidak bisa",


Berlalu ia di dalam lintasan malam pekat, saksi bisu ia kembali pulang membawa bongkahan rasa tobat,
beserta kerinduan untuk hidup terhormat dan lupakan cacat yang pernah membebat


Ia, seorang janda muda dan ibu beranak dua,
Yang lelah bermain dengan api di dalam dirinya...

*to all single mothers out there, salute! thank you for fighting for us, your children!*

DIMANA OTAKKU? DASAR DUNGU!

Dasar otak DUNGU!

Selalu kebodohan sama yang berulang!
Kenapa harus lebih dulu mulut yang lancang bersuara daripada otak yang bekerja??!!!

Harusnya kopotong saja lidahku sejak dulu agar tidak lagi menyakiti!
Harusnya kusekolahkan lagi otakku agar tidak lagi lamban mencerna!
Atau kugantung saja diriku, agar mati sekalian otakku!

Harusnya kupenggal saja tanganku agar tidak ada lagi yang sakit matanya membaca apa yang terketik olehnya!
DAN... Harusnya kucongkel saja mataku karena toh selama ini ia tidak banyak berguna!
Mata yang sia-sia! Hanya bisa melihat tapi tidak memahami apa yang terbaca!

Penghabisan dari semua keBODOHan ini adalah teraniayanya "dia" yang selama ini memberi cahaya
Hanya bisa berharap… perpisahan bukanlah kesudahannya Karena "Dia" terlalu berharga

...Tahukah Kamu, Aku Cemburu?...

Tahukah kamu, bahwa aku begitu cemburu,
dengan waktu yang begitu cepat berlalu,
berpacu bersama detik, berlari dalam hitungan menit
dan terlarut dalam putaran jam yang lajunya tak mampu kutahan
enggan rasanya tenggelam bersama waktu tanpa ada kamu, dekatku...


Tahukah kamu, kalau aku begitu rindu?
jika aku mampu, ingin aku bekukan waktu, agar bisa bersamamu selama aku mau
tanpa harus berbagi dengan yang lain, hanya untuk aku...


Tahukah kamu aku cemburu?
Sisakan sedikit ruangmu buatku,
Karena aku tahu pasti, tak ada yang bisa gantikan kamu,
tak ada yang bisa begitu rapi mengisi hati selain dirimu,
dan ini adalah satu dari beribu alasan mengapa aku begitu takut, kehilanganmu,
sungguh...