You'll Know Me As...

My photo
Jakarta, Indonesia
Founder of @ProjekMimpi - a reality book and workshop project. Founder of @LenteraMahadaya - a non profit organization for Muallaf / Muslim convert Proud owner of Love Actually Planner @LA_Planner + @Lady Mosh Invaders [Rockin' clothing line for hijabers] @LadyMoshInvader - Twinkle Twinkle(band) Manager @thetwinkstars. Media / Promotion Manager of @KitchenDeath gothic band Jakarta - a rebel. a lover. a dreamer. a believer. a fighter. lately a muallaf. loves writing fiksimini and blogging. an ordinary someone with XTRAordinary dreams. a proud SINGLE mother of one adorable metalhead son \m/ .that i can be a bitch most of the times [err in a positive way I suppose?] .hopelessly romantic ordinary woman - LOOKING FOR that special someone to fill in the 'gap' and help making me whole; again -

Tuesday, August 16, 2011

SEBUAH ODE TERUNTUK PELANGI

Terseok-seok langkah kaki menapak …. Meraba dalam remang malam, menyusuri penggalan jejak yang tertinggal … Hanya ada diam tersisa….keheningan mendekap sukma yang lelah berkelana …

"Sudah matikah jiwaku? Mengapa hanya ada kebekuan yang terasa?" "Bukankah di dalam hening seharusnya ada damai bertahta?"

Selangkah lagi PERI ini mencoba melawan KELAM … Tidak lagi dihiraukannya goresan pedih yang tertancap di pori-pori … Hanya ada satu yang ia cari …. sebelum cahaya dalam jiwa ini redup, pergi dan lalu mati …

Gundukan tanah merah basah terhampar, Peri Kelam terduduk dalam diam, membauinya dan tertawa,

"AH, aku selalu suka hujan….aku suka sensasinya … aku suka rinainya yang menghapus gersang …. Aku selalu suka hujan, karena ada setitik tawa yang hinggap setelah gemuruh menyergap " "dan aku suka pelangi yang hadir setelah hujan menyingkir"

"Andai saja hidup ini bisa seindah untaian pelangi…"

Sekejap Peri Kelam terhenyak, matanya mengerjap-ngerjap… Dipicingkan matanya seolah tidak percaya apa yang baru terbaca dari balik kelopak matanya ….

"Hei! itu pelangiku!"

Peri Kelam ini tersipu …. Ada segores senyum yang tergambar setelah sekian lama kelu bibirnya … Mendung perlahan menepi, memberikan tempatnya untuk matahari … Langit kini kembali berwarna….tidak lagi hitam, sehitam jiwa Peri yang dulu teraniaya ..

"Hei! Kutemukan lagi tempatku berdiri sekarang! Aku tahu kemana harus berjalan tanpa harus merasa timpang!"

"Terima kasih pelangiku …. karena telah mengajarkan aku, untuk bertahan dalam belantara kelam kehidupan……karena aku tahu sekarang, terang selalu datang selepas badai menghantam!"

(teruntuk pelangiku dalam hidup :Ezra: yang memberi lagi arti bagi PERI KELAM dalam pencarian ini …, mama loves you so!)

DICARI : RUMAH, BUKAN TEMPAT SINGGAH!

Rumah,
Seharusnya menjadi tempat dimana hati berpaut dan kasih bertutur …
Bukannya kawah candradimuka atau pembantaian jiwa!
Bukan tempat dimana angkara bertahta dan meninggalkan kesumat di dada!

Rumah seharusnya bukan NERAKA!
Yang membuat batin terpenjara dan meronta mengiba!
"BEBASKAN…..LEPASKAN……!!!!!"

Rumah bukan tempat penjagalan!
Bukan pula tempat perbudakan!
Bukan tempat raga dianiaya dan dihancurkan sampai ke sumsumnya!

"Belum cukup puaskah kau tikam aku dengan belatimu, merobek setiap sendi-sendiku?! Mengoyak setiap inci nadiku?!"
"Belum puaskah kau hujam aku dengan tatapanmu?! Hakimi aku dengan penilaiannmu?! Telanjangi aku dengan kata-katamu?!"

Rumah seharusnya bukan tempat Penghambaan! Pengucilan! Pengerdilan arti!
"Banyak orang rela mati demi harga diri! Dan aku tidak akan tinggal diam menunggu harga diriku yang tersisa terusik dan lalu mati!"

Masih adakah tempat yang layak disebut RUMAH untuk jiwa terhilang yang rindu untuk pulang?!!
Peri Kelam ini hanya punya TEMPAT SINGGAH, dan bukannya RUMAH!

(betapa merindunya aku akan hadirnya rumah, dalam arti sesungguhnya)

SETITIK DEBU ITU DIPANGGIL: MANUSIA

Begitu kecilnya manusia dihadapan wajah kematian
Begitu rapuhnya IA dihadapan kekuatan besar yang dipanggilnya TUHAN

Tersadar sudah IA dari tidur lelap yang meniadakan kebesaran SANG PENGUASA
Ketika IA bertemu muka dengan kecaman maut yang nyaris mencengkeram,
terpukullah sudah rasa keangkuhan yang selama ini dibangga-banggakannya

Leleh sudah kebekuannya …
Tumpul sudah taringnya …
Mati sudah kedurhakaannya …

Terbuka sudah bibir yang selama ini terkatup rapat
kala IA teriakkan asma TUHAN dari sela kerongkongannya,

"TUHAN, aku takut …"

*sebuah catatan tentang insiden perjalanan udara medio 2010*

ANTARA AKU, KAU DAN CINTA BUTA

Sst....,
Jangan bilang siapa-siapa...
Apa yang kita punya biarkan saja tetap jadi sandiwara,
Disaat tirai tertutup dan tidak ada yang tahu,
Mari kita lalu berlaku tak tahu malu dan berbuat tabu
Toh tidak ada yang perduli, karena mereka asyik dengan dunia mereka sendiri

Sst...,
Tahukah kau bahwa dinding pun tidak bisa menyimpan rahasia?
Ada-ada saja yang sampai ke telinga mereka
Walau sudah dengan rapi kita berencana
Ah, nampaknya percuma saja kita berperkara karena sudah gemas aku dibuatnya

Well,
Hapus saja air mata,
Tidak ada lagi yang lebih terluka selain keluarga tercinta
Yang mengharap setiap bagian diri kita adalah milik mereka
Biar tersimpan saja di benak maya Bahwa kita pernah merajut cinta, meski kata orang: buta!

selingkuh = kebutuhan? atau pembenaran?

PELANGIKU, PERI KELAM INI TIDAK PERGI; HANYA SEJENAK MENEPI

Tidak semudah itu PERI KELAM ini beranjak pergi,
Mengabaikan semua yang sudah tertoreh di benak si PEMIMPI,
Mengacuhkan apa yang mengalir menembusi darah dan urat nadi …
Tidak secepat itu PERI KELAM ini menyangkal diri,
Dan meniadakan kehangatan yang selama ini melingkupi mata hati …

Masih ada sinarmu disini, PELANGIKU …
Masih terjaga tempatmu di ruang tak berpenghuni yang menunggu TUANNYA kembali …
Masih ada untaian benang merah ketulusan yang terajut di kisi-kisi nurani,
Dan masih ada pengharapan yang akan termanifestasikan dalam nyata ketika kilaumu menghiasi kembali ufuk maya …

PERI KELAM ini masih tetap terjaga menunggu pelita yang akan membawanya pulang kedalam pelukan PELANGI,
Sekejap pun tidak pernah ada hasrat untuk menistakan semua tulus yang terbagi,
Karena hanya SANG PELANGI lah yang memampukan PERI KELAM ini tegak berdiri dalam pusaran aniaya tanpa batas

"AMPUNI sakitku, PELANGIKU …. AMPUNI ketidakberdayaanku … CINTAI masa laluku dan BUAHI masa depanku" Utuhkan PERI KELAM ini kembali, PELANGIKU …
Karena esok tidak akan pernah punya arti, tanpa PELANGI yang cerahkan hari ….

*sebuah ode untuk waktu yang berlalu*

KESENDIRIAN : SEBUAH PILIHAN ATAU KARENA KEADAAN?

Ada kalanya kesendirian itu meneduhkan
Ada kalanya kesendirian adalah suatu pilihan, atau bahkan pelarian
Ada juga kesendirian yang dibuahkan oleh keadaan

Malam ini Pengembara Jiwa ini sedang tidak ingin sendiri ….
Lelah sudah hanya berteman harap yang sayangnya hanya sejauh mimpi

Raga ini inginkan seseorang untuk berbagi,
Tempat muntahkan semua rasa yang menggerogoti isi kepala

Jiwa ini rindukan hati untuk berlambuh,
Tempat menambatkan segala asa yang inginnya menjadi nyata

Harus sejauh mana kaki ini harus menapak?
Berapa lama lagi harus melangkah dalam kegelapan dan meraba dalam keraguan?
Kemana perginya pelita yang dulu sempat menjadi penerang jiwa?

Mengapa seakan jalan ini tak berujung, dan semakin menyeretku kedalam penantian panjang akan arah dan tujuan? Kemana Pengembara ini harus mengakhiri pencariannya?

Wahai Pemilik Kehidupan,
Jangan biarkan Pengembara ini kembali tersesat dalam rasa kehilangan yang mematikan
Dan jangan biarkan rasa sakit menjadi kesudahannya ….

Awal, akhir …
Tawa, tangis …
Cinta, benci …
Isi, kosong …
Benar, salah …
Banyak pergulatan, pertentangan, penyangkalan dan berakhir dengan penyesalan …


























Andai waktu bisa terulang,
Ingin rasanya menghapus semua kebodohan, dan menggantinya dengan kebijaksanaan
Dan jika saja tangan ini mampu,
ingin rasanya menorehkan kembali warna putih diatas kanvas kehidupan yang kini suram warnanya ..
"… Hitam, samar dan berbayang …"

Kadangkala seorang pengembara kehidupan juga lelah hidup dalam kesendirian
Muak dengan segala ketiadaan
Jenuh dengan segala yang terasakan
Tersakiti oleh keadaan, melenguh dalam keterkoyakan dan terhempas dalam kehampaan

Sang waktu terus bergulir,
Seakan tidak memberi kesempatan kepada sang pengembara untuk sejenak menyingkir
Dan membiarkan waktu sejenak berhenti berdetak

Dunia pengembara ini hanya penuh dengan segala ‘persinggahan’,
tanpa ada satu tempat pasti untuk berpijak untuk mulai merangkai masa depan …

Sungguh sayang … 

TERHISAP LUKA LAMA [Masa Lalu Biar Saja Jadi Abu!]

Perih ini masih menganga rupanya …
Setan dalam jiwa masih terjaga
Menunggu pintu terbuka, coba runtuhkan asa yang tersisa …..
Belenggunya masih membebat, menahan langkah yang ingin merangsek menjauh

Kadang lelah datang menyergap,
Mencoba berserah pada dera yang mencabik rasa.
Bersandar pada himpitan trauma yang melenakan
Dan memaksa hati untuk berkata "YA" pada keadaan …

Hah!
Dia ingin aku kembali limbung!
Timpang dan hilang keseimbangan!
Terkorek sudah nanah yang teronggok di batas sadar,
Terisi sudah benak kelam dengan kumpulan "apa, mengapa, dan kenapa harus saya?!"
Makin dalam….makin dalam….. dan semakin dalam …..

Dendam yang lama terkurung, bermanifestasi sudah…..
Menarikku kembali tenggelam ke pusaran luka yang terdalam …
Sampai kapan aku harus terjerat dalam gelombang kemurkaan?

Aku MEDUSA!
Yang menghancurkan semua yang tersentuh olehnya!
Kutuk adalah bagiannya!
dan Sesal adalah kesudahannya!

Tudung hitam naungi sesat benak yang mengembara …..
Mata nyalang mencari sebentuk cahaya
Berharap ada setitik nyata di antara berjuta yang maya ….

CINTAI CINTAKU, "DARK"






















Dark …,

Ada sepenggal ragu yang menyembul di balik auramu,
Ada sebentuk tanya yang kau selipkan pada kata yang kau urai,
Ada torehan luka masa lalu yang bermain di pelupuk matamu,
Dan ada ribuan kata ‘takut’ yang menggayut di benakmu ….

Dark …..,
Dengarkan Peri Kelam ini mengiba,
"Jatuhkan percayamu kepada hati yang memintamu ….
Cintai cintaku, dan benamkan dirimu dalam tulusku …."

Aku adalah satu yang nyata dari berjuta yang maya ….
Aku biarkan jiwaku untuk kau sentuh ….
Aku berikan mimpiku untuk kau jalani …..
Dan aku alirkan hasratku dalam setiap tarikan nafasmu ….

Aku tidak pernah jauh, Dark…
Sekalipun TIDAK!
Selalu ada hangatmu yang mendekap erat ragaku ketika aku terlelap …
Selalu ada sinarmu yang membawa aku berjalan dalam gelap …
Selalu ada bagian dari dirimu yang menggengam erat kesendirianku yang membuatku jauh dari kalap …

Hanya manusia BODOH yang berlari dari asanya sendiri,
Dan aku bukan si BODOH itu!

Aku memilih untuk mengarunginya dan bukannya pergi ….
Aku memilih untuk hidup didalamnya dan bukannya menguap dan lalu mati ….

Dark….,

Dengarkan Peri Kelam ini bertutur …,
"Jangan biarkan aku menangisi lagi perih yang pernah menyayat nadi…
Jangan biarkan lagi aku kehilangan ….
Jangan biarkan lagi aku padam dalam kemurkaan….
Jangan biarkan lagi aku meratapi sakit yang tak terperikan…."

Sampai kini, sampai nanti ….,
Peri Kelam ini menanti hingga saatnya raga ini bersanding dalam keABADIan
dengan kepingan jiwanya yang terhilang ….
Dan kepingan itu adalah dirimu, DARK!

Sekarang ………, Masihkah ragu dan takut itu bermain-main dibenakmu?

(Jangan pernah kau tanyakan rasa yang aku punya untukmu, Dark…karena tidak akan pernah ada cukup kata untuk melukiskan semua!)

KETIKA SI BANGSAT MENGUTUK CINTA

Untuk belajar percaya dan menyerahkan diri sepenuhnya adalah sebuah perjuangan…
Perjuangan melawan segala keraguan …

Perjuangan untuk menjawab tantangan
Dan melintasi segala onak yang menghadang

Tetapi ketika keberanian untuk berjuang itu datang,
Terkadang yang ada hanya kepahitan dari sebentuk rasa yang bernama CINTA …

"apakah kini cinta hanya sebuah bayang maya yang tak dapat tersentuh hadirnya?"
"ataukah kini banyak yang mengatasnamakan CINTA atas sebuah pembenaran dari kemunafikan?"

Well...,entahlah …

Ingin kumuntahkan segala amarah
G E R A H !!!!!
Segala kepedihan membuncah, mengisi penuh ruang2 kosong jiwa
Yang teronggok membusuk dan bernanah …

AKU LELAH …
Muak dengan segala kemunafikan..
Dimana ketulusan hanyalah sesuatu yang tak lagi nyata …

"CINTA??? sekarang sudah buram maknanya, dan samar batasnya"

{so, what does love mean to you, then?}

UNTUK JIWA-JIWA TERHILANG DI PERBATASAN

BERHENTI !!!!!

Jangan usik lagi malam-malamku!
Jangan datangi aku lagi dalam peraduanku!
Jangan kau genggam lagi sukmaku! Jangan kau setubuhi lagi ragaku!
Jangan paksa aku lagi berkelana dalam pekat duniamu!
Dan jangan lagi kau cari aku!

Bukan aku yang kalian mau!
Bukan aku yang kalian perlu!
Bukan aku yang bisa membebaskan kalian dari belenggu!
Dan bukan aku yang mampu membebat perih derita yang kalian rasa!

BERHENTI !!!!!

Jangan lagi tunjukkan luka-lukamu!
Sudah MUAK aku melihat genangan darah yang tertumpah!
Sudah GERAH aku merasakan perih aniaya yang kau bawa mati!
Sudah LELAH aku menjadi tempat persinggahanmu!
Sudah BOSAN aku menjadi perantara dunia yang terhilang antara kehidupan dan kematian!

Tidak cukupkah BELASAN TAHUN dalam kehidupanku kau gunakan untuk menebus pahit masa lalumu?
Dan kini kau PAKSA aku mengubah sejarah yang lalu demi memuaskan jiwamu yang tersesat?
Inikah BALAS DENDAM-mu, HAI JIWA-JIWA yang TERHILANG?!

Jiwaku juga sama tersesatnya seperti jiwamu!
Ragaku juga sama lelahnya seperti ragamu!
Hatiku juga sama hitamnya seperti hatimu!
Tapi TEMPATKU BUKAN LAGI TEMPATMU!

Sudah HABIS waktumu di dunia!
Sudah HABIS peranmu dalam panggung kehidupan tempatku berdiam!
Sudah HABIS pula kesabaranku!!!!
SUDAHI SEMUA !!!!!!
TOLONG SUDAHI SEMUA!!!!!

(Please SAVE ME…..I’m tired of seeing THE UNSEEN between the world of The Living and The Dead)

SEBOTOL VODKA, SELINTING GANJA dan BANGSAT {an athem of a long lost soul}

Sendiri duduk teronggok di pojok ruang hampa
Nanar menatap kilatan murka alam dari kisi-kisi jendela pada gelapnya malam
Peri malam ini berduka meratapi, rinainya yang basah tercurah hapus semua cerita

ahhh...
Hisapan demi hisapan sesakkan dada,
resapi penat yang hinggapi otak
Mencoba berontak dari perih yang mengikat

Tegukan demi tegukan basahi kerongkongan,
membawa imaji berkelana,
susuri perjalanan dalam kelam yang pernah terajut

BERHENTI!!!!
SUDAHI!!!!!

Jangan lagi PERKOSA benakku!
Jangan lagi GENGGAM hatiku!
Jangan lagi BELENGGU hasratku!
Jangan lagi kuasai BIRAHIKU!
 
BANGSAT ini mencoba tegak berdiri,
menghampiri mentari di ufuk maya
Mencoba lagi utuhkan keping demi keping HARGA DIRI yang sempat porak poranda
Mencoba arungi, dan bukannya lari …..

Apapun peranmu kini, jangan pernah pergi sebelum lakonmu usai ….
Karena perjalanan BANGSAT ini tidak akan pernah berhenti disini, sebelum ia menjadi MANUSIA kembali!!!!

[this isn't about committing sins, but this is all about finding myself back again]

ASA TERTUNDA : AKU MENANTIMU DISINI

Ah, sudah kau cerahkan kelam hari-hariku…
Sudah kau rangkaikan pelangi di atas mendung yang menggayutiku …
Sudah kau teteskan harap ke atas cawanku ….
Sudah kau hembuskan hidup kedalam setiap denyut nadiku ….
Sudah kau rajut pintalan mimpi ke dalam benakku …..
dan Sudah kau materaikan namamu di sudut hati ….

Sudah berapa lamakah kau sentuhkan hatimu disana?
Ku kecap setiap sensasi yang tercipta,
Ku nikmati setiap wacana yang terbagi,
Ku resapi setiap kata yang terurai,
Masih dari lubuk yang sama , Peri kelam ini mengiba dalam harap

Hei...,
Kuharap, ini bukanlah sekedar bagian dari roda takdir yang harus kita jalani.
Kuharap, ini bukanlah sekedar keliman pendewasaan hidup SANG PENCIPTA

Kuharap ini ABADI...
Karena disaat indahnya ASA bersanding dengan manisnya HARAP ,
Yang ada hanyalah terang bagi selaksa jiwa-jiwa resah
Pembebasan bagi jiwa-jiwa yang terkukung
Pelabuhan bagi jiwa-jiwa yang lelah
Jika ini mimpi, jangan bangunkan aku!
Aku ingin selamanya begini!
Karena disisimu kini, aku punya arti

Sebuah asa yang tertunda, menanti saatnya menjelma ….
Tanpa kata, tanpa suara, hanya ada KITA dan CINTA ….

Pencarian Itu Akhirnya Selesai Sudah

Pernah suatu ketika,
Pengembara hidup ini begitu lelah, marah dan mengumbar sumpah serapah.
Seakan setiap yang terlewati hanya menyisakan luka yang terus berdarah dan bernanah

Seakan hanya ada ratap, caci, benci, ilusi dan ironi yang merajai,
Merenungi setiap inci gores yang terajam pedih
Kaki ini sudah lelah menapak, Setiap sudut sudah muak terjelajahi,
Mata nanar mencari sekerjap cahaya yang nyata di antara berjuta yang maya
Tapi semua percuma, karena terang itu tak ada disana

Terduduk dalam pasrah dan gundah, dan yang tersisa hanya kata "Cukup Sudah" yang ingin dimateraikan dalam gundukan tanah basah, tempat perhentian terakhir dalam keabadian...

Tetapi disaat ia menyentuh hatinya,
mencoba menambal luka dan serpihan itu dengan apa saja yang ia punya,
sebuah tutur samar terdengar,
"Mengapa tidak kau cari AKU sedari dulu?"
"Mengapa kau begitu teguh berpegang kepada kemanusiaanmu?"
"Lupakah kau bahwa AKu lah yang Maha Tahu?"

Saat itu, hangat menyelusup kedalam kalbu dan memberikan arti baru
"AKU, tidak pernah jauh anak-Ku, sekalipun TIDAK"

Seketika itu juga, tumpul sudah kesombongannya,
dan ia pun menangisi kebahagiaan yang baru saja direngkuhnya.
Ia sudah menemukan yang ia cari…
Kebahagiaan itu sederhana adanya, hanya didalam DIA, dan hanya DIA

BEDEBAH! PERI KELAM INI MERUTUK LAGI! [a divine world of hypocrites]

Dunia yang kudiami sungguh bermuka dua!
Hanya ada batas samar antara nyata dan maya
hitam dan putih
cinta dan nista!


Sempurna sudah sandiwara durjana
Pelengkap ironi pendera jiwa yang berduka


Tertatih Peri Kelam ini melangkah,
Merintih menagisi pedih ….
Menyangsikan semua yang elok terpapar,


Memendam amarah dan sumpah serapah yang menggeliat membakar!
Teronggok membatu di sudut kelu ….
Meregang …. meradang … mengerang ….
Mencoba mengais kumpulan percaya yang terbuang!


BANGSAT!


Belenggu ragu kini mengukung diri lagi ….
Melumpuhkan nadi, mengoyak jauh kedalam sanubari …..
Hanya ada RAPUH yang tertinggal disini …


*finally got sick and tired of believing the world!*