Terseok-seok langkah kaki menapak …. Meraba dalam remang malam, menyusuri penggalan jejak yang tertinggal … Hanya ada diam tersisa….keheningan mendekap sukma yang lelah berkelana …
"Sudah matikah jiwaku? Mengapa hanya ada kebekuan yang terasa?" "Bukankah di dalam hening seharusnya ada damai bertahta?"
Selangkah lagi PERI ini mencoba melawan KELAM … Tidak lagi dihiraukannya goresan pedih yang tertancap di pori-pori … Hanya ada satu yang ia cari …. sebelum cahaya dalam jiwa ini redup, pergi dan lalu mati …
Gundukan tanah merah basah terhampar, Peri Kelam terduduk dalam diam, membauinya dan tertawa,
"AH, aku selalu suka hujan….aku suka sensasinya … aku suka rinainya yang menghapus gersang …. Aku selalu suka hujan, karena ada setitik tawa yang hinggap setelah gemuruh menyergap " "dan aku suka pelangi yang hadir setelah hujan menyingkir"
"Andai saja hidup ini bisa seindah untaian pelangi…"
Sekejap Peri Kelam terhenyak, matanya mengerjap-ngerjap… Dipicingkan matanya seolah tidak percaya apa yang baru terbaca dari balik kelopak matanya ….
"Hei! itu pelangiku!"
Peri Kelam ini tersipu …. Ada segores senyum yang tergambar setelah sekian lama kelu bibirnya … Mendung perlahan menepi, memberikan tempatnya untuk matahari … Langit kini kembali berwarna….tidak lagi hitam, sehitam jiwa Peri yang dulu teraniaya ..
"Hei! Kutemukan lagi tempatku berdiri sekarang! Aku tahu kemana harus berjalan tanpa harus merasa timpang!"
"Terima kasih pelangiku …. karena telah mengajarkan aku, untuk bertahan dalam belantara kelam kehidupan……karena aku tahu sekarang, terang selalu datang selepas badai menghantam!"
(teruntuk pelangiku dalam hidup :Ezra: yang memberi lagi arti bagi PERI KELAM dalam pencarian ini …, mama loves you so!)
"Sudah matikah jiwaku? Mengapa hanya ada kebekuan yang terasa?" "Bukankah di dalam hening seharusnya ada damai bertahta?"
Selangkah lagi PERI ini mencoba melawan KELAM … Tidak lagi dihiraukannya goresan pedih yang tertancap di pori-pori … Hanya ada satu yang ia cari …. sebelum cahaya dalam jiwa ini redup, pergi dan lalu mati …
Gundukan tanah merah basah terhampar, Peri Kelam terduduk dalam diam, membauinya dan tertawa,
"AH, aku selalu suka hujan….aku suka sensasinya … aku suka rinainya yang menghapus gersang …. Aku selalu suka hujan, karena ada setitik tawa yang hinggap setelah gemuruh menyergap " "dan aku suka pelangi yang hadir setelah hujan menyingkir"
"Andai saja hidup ini bisa seindah untaian pelangi…"
Sekejap Peri Kelam terhenyak, matanya mengerjap-ngerjap… Dipicingkan matanya seolah tidak percaya apa yang baru terbaca dari balik kelopak matanya ….
"Hei! itu pelangiku!"
Peri Kelam ini tersipu …. Ada segores senyum yang tergambar setelah sekian lama kelu bibirnya … Mendung perlahan menepi, memberikan tempatnya untuk matahari … Langit kini kembali berwarna….tidak lagi hitam, sehitam jiwa Peri yang dulu teraniaya ..
"Hei! Kutemukan lagi tempatku berdiri sekarang! Aku tahu kemana harus berjalan tanpa harus merasa timpang!"
"Terima kasih pelangiku …. karena telah mengajarkan aku, untuk bertahan dalam belantara kelam kehidupan……karena aku tahu sekarang, terang selalu datang selepas badai menghantam!"
(teruntuk pelangiku dalam hidup :Ezra: yang memberi lagi arti bagi PERI KELAM dalam pencarian ini …, mama loves you so!)