Pernah suatu ketika,
Pengembara hidup ini begitu lelah, marah dan mengumbar sumpah serapah.
Seakan setiap yang terlewati hanya menyisakan luka yang terus berdarah dan bernanah
Seakan hanya ada ratap, caci, benci, ilusi dan ironi yang merajai,
Merenungi setiap inci gores yang terajam pedih
Kaki ini sudah lelah menapak, Setiap sudut sudah muak terjelajahi,
Mata nanar mencari sekerjap cahaya yang nyata di antara berjuta yang maya
Tapi semua percuma, karena terang itu tak ada disana
Terduduk dalam pasrah dan gundah, dan yang tersisa hanya kata "Cukup Sudah" yang ingin dimateraikan dalam gundukan tanah basah, tempat perhentian terakhir dalam keabadian...
Tetapi disaat ia menyentuh hatinya,
mencoba menambal luka dan serpihan itu dengan apa saja yang ia punya,
sebuah tutur samar terdengar,
"Mengapa tidak kau cari AKU sedari dulu?"
Saat itu, hangat menyelusup kedalam kalbu dan memberikan arti baru
"AKU, tidak pernah jauh anak-Ku, sekalipun TIDAK"
Seketika itu juga, tumpul sudah kesombongannya,
dan ia pun menangisi kebahagiaan yang baru saja direngkuhnya.
Ia sudah menemukan yang ia cari…
Kebahagiaan itu sederhana adanya, hanya didalam DIA, dan hanya DIA
Pengembara hidup ini begitu lelah, marah dan mengumbar sumpah serapah.
Seakan setiap yang terlewati hanya menyisakan luka yang terus berdarah dan bernanah
Seakan hanya ada ratap, caci, benci, ilusi dan ironi yang merajai,
Merenungi setiap inci gores yang terajam pedih
Kaki ini sudah lelah menapak, Setiap sudut sudah muak terjelajahi,
Mata nanar mencari sekerjap cahaya yang nyata di antara berjuta yang maya
Tapi semua percuma, karena terang itu tak ada disana
Terduduk dalam pasrah dan gundah, dan yang tersisa hanya kata "Cukup Sudah" yang ingin dimateraikan dalam gundukan tanah basah, tempat perhentian terakhir dalam keabadian...
Tetapi disaat ia menyentuh hatinya,
mencoba menambal luka dan serpihan itu dengan apa saja yang ia punya,
sebuah tutur samar terdengar,
"Mengapa tidak kau cari AKU sedari dulu?"
"Mengapa kau begitu teguh berpegang kepada kemanusiaanmu?"
"Lupakah kau bahwa AKu lah yang Maha Tahu?"
Saat itu, hangat menyelusup kedalam kalbu dan memberikan arti baru
"AKU, tidak pernah jauh anak-Ku, sekalipun TIDAK"
Seketika itu juga, tumpul sudah kesombongannya,
dan ia pun menangisi kebahagiaan yang baru saja direngkuhnya.
Ia sudah menemukan yang ia cari…
Kebahagiaan itu sederhana adanya, hanya didalam DIA, dan hanya DIA
No comments:
Post a Comment